Tidak sedikit kasus kekerasan seksual diterima oleh anak anak di ruang publik seperti sekolah hingga pesantren. Hal ini tentu membuat hati cukup miris. Lantas apa yang dilakukan oleh orangtua?
Menurut Psikolog Klinis Dra Astrid Regina Sapiee, ketika anak dilatih sejak kecil terkait penghargaan seksual pada diri sendiri, maka tidak sulit melakukan antisipasi. Apa lagi jika dikenalkan semenjak dirinya berusia 2 3 tahun. Maka sedikit kemungkinan akan mengalami kesulitan di sekolah.
Namun untuk anak yang belum dilatih oleh orangtua, maka ada satu hal yang bisa dilatih. Terutama bagian tubuh yang berada di belakang bajunya. Anak harus diajari jika anggota tubuh yang ditutupi oleh baju tidak boleh dipegang. "Kalau kamu pegang badan teman lu, pegang lah tangannya, peganglah kakinya. Kalau dia izinkan, pipinya boleh kamu pegang. Tapi jangan pegang suatu tertutup. Dada sampai di bawah perut. Itu daerah tidak boleh dipegang. Itu tidak sopan," tegas Astrid.
Anak, kata Astrid diajari melalui tata krama atau etika. Orangtua juga perlu meyakinkan diri bahwa guru guru di sekolah punya nilai sama. "Kita ngomong sama gurunya. Tolong Bu, saya keberatan kalau anak saya buka baju dengan teman temannya. Saya keberatan kalau dipegang sama gurunya," kata Astrid. Lalu bagaimana pelajaran berenang? Ajari anak untuk anak berganti baju renang di dalam kamar untuk ganti.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.